Bisakah Artificial Intelligence Menggantikan Trader?

Can Artificial Intelligence Replace Traders

Model pembelajaran mesin AI sedang menjadi topik hangat saat ini. OpenAI diperkenalkan ke dunia oleh Elon Musk pada 30 November 2022. AI ChatGPT sejak kemunculannya menjadi sumber permintaan paling populer di seluruh dunia. Hanya dalam waktu lima hari, jumlah orang yang menggunakan ChatGPT mencapai lebih dari 1 juta pengguna. Bandingkan, Twitter butuh waktu sekitar dua tahun untuk mencapai 1 juta pengguna. Namun, perlu dicatat bahwa "pengetahuan" yang dimiliki ChatGPT didasarkan pada informasi yang tersedia pada saat AI tersebut mempelajarinya. Sejauh ini, ChatGPT tidak diperbarui secara dinamis, sehingga kesimpulannya tidak selalu mencerminkan informasi terkini. Bahkan, data yang digunakan ChatGPT hanya sampai 2021. Karena alasan inilah kadang AI menghasilkan informasi yang tidak terlalu up-to-date atau menjawab pertanyaan dengan tidak akurat.

Beberapa ahli mengatakan ChatGPT akan mengancam beberapa jenis pekerjaan, terutama pekerja kerah putih, investor, dan trader. Studi Oxford University pada 2013 yang lalu menemukan bahwa 47% pekerjaan di AS akan hilang dalam 20 tahun mendatang karena AI. Tentu saja, sebagian profesi (seperti staf TI, paralegal, guru, tenaga pemasaran, akuntan, spesialis helpdesk, desainer, dll.) bisa dalam bahaya dan sekarang sudah mulai terjadi. Pada Januari, Alphabet mengumumkan PHK 12.000 karyawannya di seluruh dunia dan CEO Sundar Pichai mengutip bahwa intelegensi buatan atau artificial intelligence menjadi area investasi kunci. Sejalan dengan itu, Microsoft mengumumkan berinvestasi $10 miliar di OpenAI hanya beberapa hari setelah mengumumkan akan merumahkan 10.000 karyawannya.

Namun, perlu disadari bahwa AI tidak punya kemampuan kreativitas yang sama dengan manusia. Tentu saja, profesi seperti penasihat dan analis keuangan yang menggunakan banyak data numerik sebagai bagian penting pekerjaan ini mungkin akan terancam dengan kehadiran AI seperti ChatGPT jika sebagian tugasnya diautomasi. Misalnya, dalam perbankan investasi, karyawannya dipekerjakan setelah lulus kuliah dan menghabiskan waktu kerja dua atau tiga tahun untuk mempelajari cara membuat model keuangan di Excel. Dalam kasus ini, AI akan melakukannya jauh lebih cepat dan mungkin lebih bagus. Namun, untuk profesi yang membutuhkan kreativitas, AI tidak akan pernah bisa menggantikan manusia.

Profesi trader termasuk kreatif dan juga melibatkan memprediksi masa depan. Algoritma yang dirancang semata-mata untuk memprediksi pergerakan pasar di masa mendatang punya kekurangan yang serius: tidak tahu cara melakukannya. Algoritma seperti ini hanya mempertimbangkan aspek teknikal atau fundamental dari sebuah aset serta pergerakan harga di masa lalu, tetapi menghindari pertimbangan fundamental masa mendatang. Pasar uang adalah sisten yang sangat kompleks. Pasar ini hasil dari pengambilan keputusan secara kolektif bukan saja oleh manusia tetapi juga mesin, algoritma, dan algoritma yang memprediksi algoritma lainnya - siklus kompleks tanpa akhir.

Berikut ini contoh respons AI terhadap kemampuan memprediksi masa depan:

Respons AI Merlin:

AI Merlin's response

Respons Ask AI:

Ask AI response

Respons ChatGPT:

ChatGPT response

AI bukan saja mampu memprediksi peristiwa "black swan", tetapi juga bisa menjadi penyebab terjadinya peristiwa tersebut, seperti pelajaran pahit yang dialami sendiri oleh para trader saat terjadi crash mendadak pada 2010 ketika kegagalan komputer algoritma menyebabkan pasar crash sementara. Pada akhirnya, AI pasti akan gagal memprediksi bursa efek. Di sisi lain, AI bisa menghadirkan sangat banyak manfaat keuangan bagi trader dan investor karena AI memungkinkan mereka menemukan informasi yang tepat dengan cepat dan efisien, melakukan riset pasar tentang faktor-faktor yang tepat, dan mengoptimalkan proses pengujian strategi. Maka, ada baiknya menjadikan AI sebagai mitra, kerja sama yang akan membantu trader dan investor menjadi lebih sukses lagi.

Artikel Terakhir
Semua Artikel